Wednesday 5 March 2014

PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN



Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan membebankan biaya variabel dan biaya tetap ke dalam produk. Sebaliknya perhitungan biaya variabel berfokus pada perilaku biaya, secara jelas membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Salah satu keunggulan perhitungan biaya variabel adalah keharmonisannya dengan pendekatan kontribusi dan konsep biaya-volume-laba.
Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan demikian biaya produk per unit terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel dan tetap. Jadi perhitungan biaya penyerapan mengalokasikan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap ke dalam unit produk bersama dengan biaya overhead variabel. Metode ini sering disebut metode biaya penuh.
Perhitungan Biaya Variabel
Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan out put yang diperlakukan sebagai biaya produk. Termasuk di dalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodik yang dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya. Perhitungan ini sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal ( marginal costing).
Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi                                        tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian harga pokok penjualan.
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode berjalan.
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding perhitungan biaya penyerapan. Alasanya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukan dalam persediaan.
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku.
Perbandingan Menyeluruh Data Pendapatan
1. Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara umum baik menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel.
2. Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya variabel. Karena dengan perhitungan biaya penyerapan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan di dalam persediaan.
3. Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan biaya variabel pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya penyerapan. Karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan di dalam persediaan dengan perhitungan biaya penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan.
4. Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan biaya penyerapan dan variabel cenderung sama.
Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasi
Laba bersih operasional dalam perhitungan variabel tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel.
Laba bersih operasional dalam perhitungan penyerapan dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusur lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya sebagai akibat perubahan dalam persediaan.
Memilih Metode Perhitungan Biaya
Penentang perhitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa perubahan biaya overhead pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan atau bahkan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan menghitung perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap dapat ditangguhkan pada persediaan dan laba bersih operasional meningkat. Jika persediaan menurun, laba bersih operasional akan dikeluarkan dari persedian dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan.



Analisis Biaya-Volume-Laba Dan Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena pendekatan tersebut fokus terhadap perhitungan biaya penuh (full Costing) unit prouksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba. Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas. Perhitungan biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang mengasumsikan penggunaan perhitungan biaya variable.
Pembuatan Keputusan
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya pnyerapan dapat mengakibatkan munculnya masalah manajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan. Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain.
Laporan Eksternal Dan Pajak Penghasilan
Meskipun perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba-rugi dengan perhitungan biaya penyerapan, manajer dapat menggunakan perhitungan biaya variable untuk kepentingan internal. Tidak ada masalah akuntansi yang dihadapi dengan penggunaan kedua metode tersebut-perhitungan biaya variabel untuk keperluan internal, sedangkan perhitungan biaya penyerapan untuk keperluan eksternal. Eksekutif puncak biasanya selalu melakukan evaluasi berdasarkan data laporan eksternal yang disiapkan untuk para pemegang saham. Sangat sulit bagi manajer untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada perhiutngan biaya variabel karena dia melakukan evaluasi berdasarkan laporan dengan metode perhitungan biaya penyerapan, keputusan harus juga didasarkan pada dat perhitungan biaya penyerapan.
Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel Dan Pendekatan Kontribusi
a. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba-rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data tersebut tidak tersedia apabila disusun dengan pendekatan konvensional.
b. Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya bauran penjualan, dsb), laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan perhitungan biaya variabel.
c. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variable.
d. Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba-rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan
e. Data perhitungan biaya variabel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan, profitabilias tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang acak.
f. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standar dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain
g. Laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.
Faktor-Faktor Penilaian kinerja
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk menahan orang-orang di dalam organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.
2. Tingkat kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan Kebutuhan organisasi untuk memperoleh hasil penyelesaian tugas yang terandalkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas kinerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan.
3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalam bentuk kerja sama, tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif dan kreatif, pelatihan diri, serta sikap-sikap lain yang menguntungkan organisasi.

Laporan Segmen

Laporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut Pelaporan segmen (segmented reporting). Pelaporan segmen yang disusun berdasarkan kalkulasi biaya variable menghasilkan evaluasi dan keputusan yang lebih baik daripada yang disusun berdasarkan kalkulasi biaya absorpsi.Seorang manajer tentu ingin mengetahui profitabilitas dari masing-masing divisi, mana divisi yang menguntungkan dan mana yang merugi atau mungkin ada pabrik yang harus ditutup dan sebagainya.
Para manajer perlu mengetahui profitabilitas berbagai segmen dalam suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan sksistensi berkelanjutan setiap segmen, tingkat pendanaan, dan seterusnya.
Segmen (segment) adalah entitas yang berorintasi laba di dalam organisasi. Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi oleh manajer .
Laporan laba-rugi segmen yang menggunakan kalkulasi biaya variabel memiliki satu keistimewaan di samping laporan laba-rugi kalkulasi biaya variable yang telah disajikan sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi dua katagori:
- Beban tetap langsung
- Beban tetap umum
Bagian tambahan ini menyoroti biaya yang dapat dikendalikan lawan biaya yang tak dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan
Perhitungan Biaya Variabel Dan Teori Kendala
Teori kendala yang diperkenalkan dalam bab 1 berfokus untuk mengelola kendala-kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan laba. Teori kendala mengharuskan pengidentifikasian biaya variabel dalam setiap produk. Sebagai konsekuensinya, perusahaan yang menggunakan teori kendala harus menggunakan perhitungan biaya variabel. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala, ada dua alasan mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap:
a. Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling sederhana , yang menjadi kendala adalah mesin. Dalam kasus yang lebih kompleks, kendalanya adalah kebijakan ( seperti desain kompensasi yang tidak baik untuk tenaga penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunakan sumber daya secara efektif
b. Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusn hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala enggan memberhentikan karyawan.
Dengan alasan-alasan ini, kebanyakan manajer perusahaan yang menerapkan teori kendala menganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai committed fixed cost dan bukannya variabel cost.